Bebek jantan
Senin, 30 Maret 2015
Jumat, 13 Juni 2014
PERBANDINGAN ENERGI LISTRIK ALTERNATIF YANG DIHASILKAN DARI BUAH JERUK NIPIS DAN PASTA SARI BUAH JERUK NIPIS (CITRUS AURANTIFOLIA) OLEH : AWANDA ERNA JEHAN ADI SSAPUTRA MITRA SUGIARTI TOTONG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Dibalik bentuknya yang kecil ternyata
jeruk nipis mempunyai manfaat yang cukup besar. Tanaman jeruk nipis merupakan
tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia dan merupakan salah satu jenis buah
yang banyak diproduksi di Indonesia. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk nipis
sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Jeruk nipis
selalu tersedia di sepanjang tahun, kualitas jeruk nipis diketahui dari warna,
kejernihan dan tekstur kulit, bukan dari ukuran buahnya. Tekstur kulit perlu
diperhatikan, semakin tipis kulitnya semakin banyak kandungan airnya. Jeruk
nipis yang berukuran kecil dan sedang biasnya memiliki kulit lebih tipis
daripada jeruk nipis yang berukuran besar.
Tanaman jeruk nipis berkhasiat mencegah
dan mengatasi berbagai penyakit mulai dari daun hingga buahnya. Jeruk nipis
sangat baik untuk pencegahan penyakit sebab jeruk nipis mengandung vitamin C 49
mg dalam 100 gramnya, zat flavonoid, pectin, kalsium dan asam folat. Jeruk
nipis tumbuh pada ketinggian tempat 200 m – 1.300 m di atas permukaan laut,
curah hujam tahunan 1.000 mm – 1.500 mm per tahun, suhu udara 20̊ C – 30̊ C,
kelembapan sedang-tinggi. Jenis tanah yang digunakan untuk tumbuhan jeruk nipis
adalah latosol, alluvial dan andosol, tekstur lempung berpasir dan lempung
liat, drainase baik, kedalaman air tanah 40 cm – 17 cm dari permukaan tanah,
keasaman (pH) 4-9, kesuburan sedang-tinggi.
Buah jeruk nipis juga termasuk buah yang
mengandung asam yang cukup tinggi. Seperti yang kita ketahui bahwa asam
merupakan cairan elektrolit. Dan ternyata, larutan elektrolit tersebut
mengandung sumber energi listrik. Ternyata jeruk nipis pun dapat digunakan
sebagai sumber energi listrik alternatif. Kandungan zat kimia yang ada didalam
jeruk nipis dapat diubah menjadi energi listrik dalam suatu rangkaian sel
volta.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan
kami uraikan tentang cara prakitan rangkaian listrik untuk menyalakan lampu led
dengan sumber energi listrik yang berasal dari bahan utama buah jeruk nipis.
1.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana
cara membuat energi listrik dari buah jeruk nipis ?
b. Bagaimana
cara mengaplikasikan buah jeruk nipis menjadi sumber energi listrik ?
c. Berapa
besar tegangan listrik yang dihasilkan dari sebuah jeruk nipis dan sepotong
pasta sari jeruk nipis ?
d. Berapa
buah jeruk nipis yang diperlukan agar lanpu led dapat menyala ?
e. Berapa
potong pasta sari jeruk nipis agar lampu led dapat menyala ?
f. Berapakah
perbandingan bedapotensial akhir yang dihasilkan antara buah jeruk nipis dan
pasta sari jeruk nipis ?
1.3. Tujuan Penelitian
a. Untuk
mengetahui bagaimana cara membuat energi listrik dari bahan utama buah jeruk
nipis.
b. Untuk
mengetahui bagaimana cara mengaplikasikan buah jeruk nipis menjadi sumberenergi
listrik.
c. Untuk
mengatahui besarnya tegangan listrik yang diperoleh dari sebuah jeruk nipis dan
satu potong pasta sari jeruk nipis.
d. Untuk
mengetahui berapa banyak buah jeruk nipis dan potongan pasta sari jeruk nipis
yang diperlukan agar lampu led dapat menyala.
e. Untuk
membandingkan beda potensial antara buah jeruk nipis dan pasta sari jeruk
nipis.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi
Penulis
a. Memperoleh
ilmu dan pengetahuan baru dalam menciptakan variasi pemanfaatan enegrilistrik dari
tumbuhan.
b. Dapat
mengaplikasikan eneergi alternatif yang ditemukan terhadap teknologi.
2. Bagi
Siswa
a. Mengetahui
bahwa buah jeruk nipis mengandung larutan elektrolit kuat dan dapat digunakan
sebagai pengganti energi listrik alternatif.
b. Membantu
siswa berfikir untuk dapat menciptakan energi alternatif yang lebih baik lagi.
3. Bagi
Masyarakat
a. Membantu
menciptakan energialternatif baru untuk mengatasi krisis listrik yang terus
menerus digunakan masyarakat, yang kelak dapat terus dikembangkan.
b. Memberikan
pengaruh positif terhadap teknologi yang banyak digunakan masyarakat.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Energi Listrik
2.1.1 Definisi Energi
Listrik
Energi listrik adalah energi yang
tersimpan dalam arus listrik dengan satuan Ampere (A) dan tegangan listrik
dengan satuan Volt (V). Dengan ketentuan membutuhkan konsumsi daya listrik
dengan satuan Watt (W) untuk menghidupkan lampu penerangan, memanaskan,
mendinginkan ataupun untuk menggerakkan kembali suatu peralatan mekanik yang
memerlukan energi listrik (Zemanski, 2002:86).
2.1.2 Muatan Listrik
Muatan listrik terdiri dari dua jenis,
yaitu muatan listrik sejenis yang saling tolak-menolak dan muatan listrik yang
berbeda jenis yang saling tarik-menarik. Muatan listrik pada batang plastik,
oleh Benjamin Franklin (1706-1790), diberi nama muatan listrik positif,
sedangkan muatan listrik pada batang kaca diberi nama muatan listrik negatif.
Pada awalnya belum diketahui asal mula
muatan listrik. Akan tetapi, setelah ditemukan electron oleh J.J. Thompson
(1856-1940) dan berkembangnya teori atom, mulailah diketahui bahwa gejala
kelistrikan berawal dari atom. Atom terdiri atas proton yang bermuatan positif,
neutron tidak bermuatan (netral), dan electron yang bermuatan negatif. Besar
muatan electron dan proton sama namun berlawan jenis. Dengan demikian atom
netral mengandung jumlah proton dan electron yang sama. Akan tetapi, atom
kehilangan atau kelebihan elektron. Ketika atom kehilangan elektronnya atom
akan bermuatan positif. Sebaliknya ketika atom kelebihan electron maka atom
akan bermuatan negatif (Aip, 2006:142).
2.1.3
Arus Listrik
Arus listrik dapat didefinisikan sebagai
laju aliran muatan listrik yang melewati penampang sebuah konduktor. Jika ∆Q adalah jumlah muatan listrik yang melewati
penampang konduktor dalam selang waktu ∆t,
arus listrik sama dengan muatan yang melewati penampang konduktor tiap satuan
waktu, dengan rumus sebagai berikut (Aip,2012:143) ;
Keterangan : I = Arus
listrik (A/ampere)
∆Q =
Jumlah muatan listrik (C/columb)
∆t = Selang waktu (s/sekon)
2.1.4
Cara Mengetahui Besar Energi Listrik
Untuk
mengetahui besar energi listrik, tinjau sebuah konduktor yang diberi beda
potensial listrikVab = V.
Akibat dari beda potensial ini, electron-elektron pada konduktor tersebut akan
bergerak dari titik berpotensial rendah ketitik yang berpotensial tinggi.
Gerakan-gerakan electron ini terjadi karena mereka mendapatkan tambahan energi
masing-masing sebesarVe ,
dengan e adalah muatan
elektron. Jika di dalam konduktor tersebut mengalir N bukan electron, maka total muatan yang mengalir melewati
penampang konduktor adalah ∆Q = I∆t atau
∆t = t, oleh karena itu energy
listrik memenuhi persamaan (Douglas, 2000:34);
Keterangan :W = energi listrik (J/joule)
V =
tegangan listrik (V/volt)
I =
kuat arus listrik (A/ampere)
t =
waktu (s/sekon)
Khusus untuk beban listrik berupa hambatan listrik, mengingat V = IRatau I =
,
Dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut;
atau
Keterangan :W = energi listrik (J/joule)
V =
tegangan listrik (V/volt)
I
= kuat arus listrik (A/ampere)
t =
waktu (s/sekon)
R = hambatan listrik (β¦/ohm)
2.2 Jeruk Nipis
2.2.1 Definisi Jeruk
Nipis
Jeruk nipis merupakan salah satu jenis
buah yang banyak diproduksi di Indonesia. Tanaman jeruk nipis akan tumbuh
dengan baik dilokasi yang memperoleh sinar matahari yang cukup baik. Jeruk
nipis mengandung sari asam yang tinggi.
Buah jeruk nipis mengandung unsure-unsur
senyawa kimia yang bermanfaat, mislnya: asam sitrat, asam amino (triptofan,
lisin), minyak atsiri (sitral, limonen, felandren, lemon kamfer, kadinen,
gerani-lasetat, linani-lasetat, aktiladehid, nonildehid), dammar, glikosida,
asam sitrun, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang, vitamin B1, dan vitamin C.
Selain itu, jeruk nipis juga mengandung
senyawa saponin dan flavonoid yaitu hesperidin (hesperetin 7-rutinosida),
tangeretin, naringin, eriocitrin, eriocitrocide. Hesperidin bermanfaat untuk
antinflamasi, antioksidan, dan menghambat sintesis prostaglandin.
Hesperidin juga menghambat azoxymethane
(AOM) yang menginduksi karsinogenesis pada calon kelinci, dan juga menghambat
N-butil-N-(4-hidroksi-butil) nitrosamine yang menginduksi karsinogenesis pada
kandung kemih tikus (Chang, 2001).
Jeruk nipis juga mengandung 7 % minyak
essensial yang mengandung citral, limonene, fenchon, terpineol, bisabolene, dan
terpenoid lainnya. Guo, et al (2006) telah meneliti bahwa D-Limonen dapat
menghambat proliferasi dan menginduksi apoptosis pada sel HL-60 dan sel K562.
Buah jeruk nipis terkenal sebagai buah
berkhasiat yang dapat mencegah dan mengatasi berbagai macam penyakit mulai dari
daunnya hingga sampai buahnya. Tetapi tak pernah diduga, ternyata jeruk nipis
pun dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif. Kandungan zat kimia yang
terdapat di dalam buah jeruk nipis dapat diubah menjadi energi listrik dalam
suatu rangkaian sel volta.
2.2.2 Klasifikasi dan Morfologi
Jeruk Nipis
Klasifikasi tanaman jeruk nipis adalah
sebagai berikut :
a. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
b. Sub
kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh)
c. Super
Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan
biji)
d. Divisi : Magnoliphyta (Tumbuhan
berbunga)
e. Kelas : Magnoliopsida (Berkeping
dua/dikotil)
f. Sub
kelas : Rosidae
g. Ordo : Sapindales
h. Famili : Rutaceae (Suku jeruk-jerukan)
i.
Genus :
Citrus
j.
Species :
Citrus Aurantifolia (Christm.)
k. Nama
umum : Jeruk nipis
Jeruk
nipis mempunyai nama daerah bermacam-macam, antara lain :
a. Kelangsa
(Aceh)
b. Jeruk
nipis (Sunda)
c. Jeruk
pecel (Jawa)
d. Jeruk
Alit (Nusa Tenggara)
Dan
masih banyak lagi nama daerah lain di Indonesia. Sedangkan nama latin dari
jeruk nipis adalah Citrus Aurantifolia.
Morfologi
tanaman jeruk nipis :
a. Batang
(Caulis) :
Tanaman
citrus memiliki batang yang tergolong dalam batang berkayu (lignosus), yaitu
batang yang biasanya keras dan kuat, karena sebagian besar terdiri dari kayu.
Batangnya berbentuk bulat (teres), berduri (spinosus), pendek, kaku dan juga
tajam. Selain itu arah tumbuh batangnya mengangguk (nutans), dimana batangnya
tumbuh tegak lurus ke atas tetapi ujungnya membengkok kembali kebawah.
b. Daun
(folium) :
Makroskopik
:
1. Daunnya
berwarna hijau dan berwarna segar, tatpi jika sudah tua warna kulitnya menjadi
kuning, tangkai daun bersayap sempit.
2. Helai
daun berbentuk jorong sampai bundar telur lonjong, pangkal bulat, ujung tumpul,
tepi beringgit, permukaan atas berwarna hijau tua mengkilap, permukaan daun
bagian bawah berwarna hijau muda.
3. Panjang
2,5 – 9 cm dan lebar sekitar 2,5 cm
Mikroskopik
:
1. Pada
penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas yang terdiri dari
satu lapis sel berbentuk segi empat memanjang, terdapat lapisan kutikula.
2. Epidermis
bawah terdiri dari satu lapis sel serupa dengan sel epidermis atas dengan
ukuran lebih kecil, terdapat stomata. Mesofil meliputi jaringan palisade
terdiri dari dua lapis sel, berbentuk silindrik, tersusun agak rapat, terdapat
kristal kalsium oksalat berbentuk prisma, rongga minyak berbentuk skizolisigen
dan terdapat banyk dibagian atas daun, jaringan bunga karang terdiri dari
beberapa lapis sel, berbentuk polygonal, berkas pembuluh tipekolateral,
dikelilingi serabut sklerenkim, pada sayatan paradermal terdapat epidermis atas
bentuk polygonal antiklinal rata.
3. Epidermis
berbentuk polygonal, dinding antiklinal agak berombak, stomata tipe parastik.
c. Buah
jeruk (fructus) :
Buahnya
terdiri dari beberapa ulas, rasanya ada yang asam dan ada yang manis. Buah ini
berbentuk bulat sampai bulat telur, diameter 2,5 – 5 cm, berkulit tipis tanpa
benjolan, permukaan licin, dan berkulit tipis. Kulit buahnya memiliki tiga
lapisan, yaitu :
1. Lapisan
luar yang kaku menjangat dan mengandung banyak kelenjar minyak astiri yang
mula-mula berwarna hijau, tetapi jika buah masak warnanya akan berubah menjadi
kuning atau jingga. Lapisan ini disebut flavedo.
2. Lapisan
tengah yang bersifat seperti spon, terdiri atas jaringan bunga karang yang
biasanya berwarna putih, dinamakan albedo.
3. Lapisan
dalam yang bersekat-sekat, hingga terbentuk beberapa ruangan. Dalam
ruangan-ruangan ini terdapat gelembung-gelembung berair, dan bijinya terdapat
bebas diantara gelembung-gelembung ini.
d. Kulit
buah jeruk nipis :
Makroskopik
:
1. Kepingan
panjang atau membentuk spiral, melengkung atau datar, lebar sampai 15 mm, tebal
sekitar 3 mm.
2. Permukaan
luar berbenjol-benjol, parut gagang buah berupa lingkaran lebih menonjol.
3. Permukaan
dalam lebih rata, warna putih dengan ebrcak kuning kecoklatan dan bintik-bintik
rongga minyak dengan warna kehijauan bergaris tengah kurang lebih 1 mm.
4. Berkas
patahan tidak berserabut.
Mikroskopik
:
1. Epidermis
terdiri dari selapis sel bentuk empat persegi panjang, berkutikula, stomata
tipe anomositik dengan sel tangga.
2. Flavedo
berupa jaringan parenkim, berupa sel berisi kristal kalsium oksalat berbentuk
prisma.
3. Albedo
berupa jaringan parenkim, ukuram sel lebih besar dari flavedo, makin kedalam
dinding sel makin tebal, beberapa sel berisi kalsium oksalat berbentuk prisma.
4. Pada
flavedo dan alfedo terdapat rongga minyak skizo lisigen, ukuran beraneka ragam.
5. Berkas
pengangkut tipe kolateral, tersebar pada bagian dalam albedo.
e. Bunga
(flos) :
Bunga
majemuk (inflorescentia),tersusun mulai dari luar ketiak daun, bunga berbentuk
bintang, diameter 1,5 – 2,5 cm, berwarna putih, baunya harum.
f. Biji
(semen) :
Bijinya
banyak, kecil-kecil, licin, bulat telur sungsang. Biji Citrus ini juga memiliki
lapisan kulit luar (testa) dan lapisan kulit dalam (tegmen).
g. Akar
(radix) :
Jenis
akar dari tanaman jeruk nipis ini adalah akar tunggang atau akar primer dimana
berkembang melalui apex embrio yang ditentukan, dari semula untuk menajdi akar,
dan dari perisikel bagian-bagian akar yang relative matang atau dari
bagian-bagian lain tubuh tumbuhan tersebut, seperti isalnya batang dan daun.
Perhatian khusus diberikan kepada akar-akar yang berkembang dari kalus stek.
Urutan munculnya akar-akar sisi yaitu dari leher akar (bagian yang
menghubungkan akar dengan batang) kea rah ujung akar, bagian akar yang matang
yang biasanya mengalami penebalan skunder hanya berfungsi sebagai jangkar dalam
tanah untuk menyimpan cadangan makanan.
2.2.3 Manfaat Jeruk Nipis
Tanaman
jeruk nipis berkhasiat mengatasi dan mencegah berbagai macam penyakit, antara
lain :
a. Batuk
rejan, batuk empedu, bronkitis menahun/kronis, haid yang tidak teratur, demam, panas,
malaria, menghilangkan slem.
b. Menghilangkan
ketombe, menghilangkan dahaga, sebagai antioksidan, melancarkan pencernaan,
meningkatkan daya tahan tubuh, menunda penuaan, menurunkan kolesterol dan
lain-lain.
c. Selain
itu buah jeruk nipis yang rasanya pahit, asam, sedikit dingin berkhasiat untuk
menghilangkan sumbatan vital energy, obat batuk, peluruh dahak (mukolitik),
peluruh kencing (diuretic), dan membantu proses pencernaan.
2.2.4 Kandungan Jeruk Nipis
Buah jeruk nipis memiliki rasa pahit, asam, sedikit
dingin, sangat berkhasiat bagi tubuh manusia dan sangat ampuh mengobati
berbagai penyakit. Jeruk nipis kaya unsure-unsur senyawa kimia yang bermanfaat
bagi tubuh manusia. Tumbuhannya mengandung minyak atsiri yang didalamnya
terlarut senyawa-senyawa kimia, seperti linalin asetat, geranil
asetat, sitral, limonene, dan fellandren. Air buah jeruk nipis mengandung 8%
asam sitrat.
Selain itu, jeruk nipis mengandung asam sitrat.
Dalam 100 gram buah jeruk nipis, mengandung vitamin C 27 mg, vitamin B1 0,04
mg, kalsium 40 mg, kalori 37 gr, fosfor 22 mg, protein 0,8 gr, zat besi 0,6 gr,
hidrat arang 12,4 gr, air 86 gr dan lemak 0,1 gr.
Dalam pengobatan tradisional, bagian utama jeruk nipis yang dimanfaatkan
adalah buanhya, tetapi akar, daun, dan bunga juga bisa digunakan untuk
mengobati penyakit tertentu. Akar jeruk nipis yang direbus bersama air bisa
mengobati disentri dan air rebus kulit akarnya bisa digunakan untuk obat demam.
Sementara itu, air rebusan daun jeruk nipis bisa digunakan untuk obat
kumur pada penderita radang mulut dan tenggorokan. Apabila dicampur dengan buah
pinang, bisa menimbulkan sakit perut.
2.3 Tepung Kanji
2.3.1
Kandungan
Tepung Kanji
Tepung tapioka adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi
oleh masyarakat Indonesia. Tepung tapioka mengandung energy sebesar 362
kilokalori, protein 0,5 gram, karbohidrat 86,9 gram, lemak 0,3 gram, kalsium 0
miligram, fosfor 0 miligram, dan zat besi 0 miligram. Selain itu di dalam
tepung tapioka juga mengandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0 miligram
dan vitamin C o milligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian
terhadap 100 gram tepung tapioka dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100
%.
2.3.2
Manfaat
Tepung Kanji
Tepung kanji atau
tapioka biasa dibuat dari umbi akar ketela pohon yang bermanfaat untuk membuat
kuah lebih kental atau melengketkan makanan. Namun selain dijadikan bahan
masakan ternyata tepung kanji juga memiliki banyak manfaat dan kegunaan lain
dalam kehidupan sehari-hari, antara lain :
1. Membersihkan
bekas darah haid.
Jika pada saat bangun tidur anda
menyadari ada darah haid yang masih basah tertingga di sprei kamar, ambil
tepung kanji dan sebarkan diatasnya. Kemudian lap dengan lap basah dan ulangi
sampai noda darah menipis sehingga lebih gampang saat dicuci.
2. Menyerap
bau tak sedap
Masukkan tepung tapioka pada sehelai
kain, kemudian sisipkan didalam sepatu kets saat ditaruh dilemari. Cara ini
sangat efektif untuk membantu menyerap aroma tidak sedap pada sepatu.
3. Meredakan
luka bakar dan gatal-gatal.
Sehabis main dipantai biasanya kulit
akan terbakar dan sedikit agak nyeri. Penggunaan tepung kanji yang dicampur
dengan air sebagai masker dan biarkan mongering sampai keesokan paginya. Cara
ini juga efektif dalam mengatasi gatal-gatal akibat biang keringat.
4. Mengangkat
sisa hairspray dirambut.
Sehabis disasak dan hairdo, biasanya
sisa hairspray susa sekali dihilangkan. Sebarkan tepung kanji pada rambut dan
diamkan sebentar. Kemuadian keramslah seperti biasa dengan air dingin. Jangan
memakai air panas sebab tepung kanji bisa semakin menempel dan membuat rambut
semakin lengket.
5. Membersihkan
kaca
Tepung kanji dijadikan bahan untuk
pembersih kaca sebab bisa mengangkat debu dengan baik. Caranya campurkan dengan
sari jeruk nipis, serta satu sendok the cuka apel dan air secukupnya. Kemudian
semprotkan pada kaca lalu lap dengan lap kering. Kaca akan kembali bening
berkilau.
6. Mengangkat
sisa tinta dikain
Apabila ada noda tinta dikain, maka
penggunaan tepung kanji kental di taruh di sana. Kemudian biarkan kering. Dan
kembali dicuci. Noda akan lenyap terangkat dan lakukan beberapa kali sehingga
noda pada kain hilang.
7. Membersihkan
sisa oli
Ada sisa oli yang melekat pada lantai ?
sebarkan bubuk tepung kanji lalu lap dengan lap basah.ulangi hingga betul-betul
terangkat bersih.
8. Mencuci
bahan perak
Bahan perak bisa dibersihkan dan kembali
berkilau jika dicuci dengan tepung kanji dan air. Tepung kanji sedikit
disebarkan dan dibasahi, lalu digosokkan pada bahan perak tersebut. Kemudian
dibilas dengan air, lalu keringkan dan bahan perak akan kembali seperti baru.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 April
2014hingga 17 April tahun 2014. Penelitian ini dilakukan di SMA
Inocement Tarjun. Karya Tulis ini disusun di SMA Indocement Tarjun, Jl. Taman
Pendidikan, Kompleks PT.ITP, Desa Tarjun, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kabupaten
Kotabaru, Kalimantan Selatan. Percobaan ini akan dilaksanakan di SMA Indocement
Tarjun.
3.2 Metode Penelitian
Dalam Penelitian karya Ilmiah ini
penulis menggunakan metode literatur yang dilakukan dengan mengambil data-data
secara literatur dari buku-buku pembelajaran dan sumber pembelajaran yang
berasal dari dunia maya (internet). Kemudian penulis akan melanjutkan dengan
metode eksperimen yaitu melakukan percobaan berdasarkan teori yang penulis
dapatkan.
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Alat Praktikum
No.
|
Nama
Alat
|
Jumlah
|
1.
|
Voltmeter
|
1
buah
|
2.
|
Seng
5 cm
|
5
buah
|
3.
|
Tembaga
5 cm
|
5
buah
|
4.
|
Kabel
|
1
meter
|
5.
|
Lampu
Led
|
1
buah
|
6.
|
Kompor
|
1
buah
|
7.
|
Panci
|
1
buah
|
8.
|
Gelas
backer
|
3
buah
|
9.
|
Pisau
|
1
buah
|
10.
|
Gunting
|
1
buah
|
11.
|
Gergaji
|
1
buah
|
12.
|
Saringan
|
1
buah
|
13.
|
Piring
|
2 buah
|
3.3.2 Bahan
No.
|
Nama Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Jeruk
Nipis
|
30
buah
|
2.
|
Tepung
Kanji
|
1
bungkus
|
3.4 Langkah Langkah Penelitian
3.4.1 Langkah
Penelitian I
1. Menyiapkan
alat dan bahan praktikum.
2. Menancapkan
tembaga dan seng ke buah jeruk nipis dengan arah yang berlawanan.
3. Mengukur
beda potensial setiap masing-masing jeruk nipis.
4. Merangkai
jeruk nipis menjadi rangkaian seri menggunakan kabel.
5. Mengukur
beda potensial jeruk nipis yang telah dirangkai.
6. Menyalakan
lampu led menggunakan rangkaian jeruk nipis yang telah diukur beda potensial
akhirnya.
7. Lampu
led menyala dengan menggunakan 5 buah jeruk nipis yang dirangkai secara seri.
3.4.2
Langkah
Penelitian II
1. Menyiapkan
alat dan bahan praktikum.
2. Potong
jeruk nipis menjadi beberapa bagian.
3. Peras
jeruk nipis yang telah dipotong.
4. Gunakan
50 ml hasil perasan jeruk nipis sebagai bahan penelitian.
5. setelah
itu, masukkan air kedalam panci sebanyak setengah dari panci.
6. Panaskan
air hingga mendidih
7. Hasil
perasan jeruk nipis dimasukkan kedalam air yang telah dididihkan menggunakan
tempat yang berbeda (sambil diaduk)
8. Setelah
kurang lebih 30 menit, tambahkan dan campurkan tepung tapioka sebanyak 6 sendok
makan.
9. Aduk
hingga merata. (jangan terlalu lama)
10. Angkat
hasil campuran jeruk nipis dan tepung tapioka yang telah dipanaskan.
11. Catak
hasil jeruk nipis yang telah dicampur dengan tepung tapioka.
12. Diamkan
selama satu malam.
13. Setelah
menjadi pasta, ukur bedapotensial pasta sari jeruk nipis.
14. Lalu
potong pasta menjadi beberapa bagian dan ukur tiap masing-masing potongan
tersebut.
15. Rangkai
menjadi rangkaian seri, sama halnya dengan penelitian I.
16. Dan
ukur lagi beda potensial pasta sari jeruk nipis setelah dirangkai.
17. Dengan
menggunakan 5 buah potongan pasta sari jeruk nipis, maka lampu led akan
menyala.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Data Penelitian
4.1.1
Tabel
jeruk nipis sebelum dicampur dengan tepung kanji (Tabel I)
No.
|
Jumlah Jeruk
|
Beda potensial
(V)
|
Menyala
|
Tidak Menyala
|
1.
|
1 Buah
|
0,95
|
-
|
ΓΌ
|
2.
|
2 Buah
|
1,85
|
-
|
ΓΌ
|
3.
|
3 Buah
|
2,73
|
-
|
ΓΌ
|
4.
|
4 Buah
|
3,59
|
-
|
ΓΌ
|
5.
|
5 Buah
|
4,53
|
ΓΌ
|
-
|
4.1.2
Tabel
jeruk nipis setelah dicampur dengan tepung kanji (Tabel II)
No.
|
Jumlah Pasta
|
Beda potensial
(V)
|
Menyala
|
Tidak Menyala
|
1.
|
1 Potong
|
1,02
|
-
|
ΓΌ
|
2.
|
2 Potong
|
2,03
|
-
|
ΓΌ
|
3.
|
3 Potong
|
3,04
|
-
|
ΓΌ
|
4.
|
4 Potong
|
4,06
|
ΓΌ
|
-
|
5.
|
5 Potong
|
5,06
|
ΓΌ
|
-
|
4.2 Pembahasan
4.2.1
Pembahasan
Tabel 1
Berdasarkan tabel 4.1.1 dapat dilihat
bahwa satu buah jeruk nipis menghasilkan beda potensial sebesar 0,95 V.Dengan
beda potensial sebesar 0,95 V, jeruk nipismasih belum mampu digunakan
untukmenyalakan lampu led. Maka ditambah satu buah jeruk nipis sehingga
menghasilkan beda potensial sebesar 1,85 V, lampu led masih belum bisa menyala.
Ditambah lagi sehingga menjadi tiga buah jeruk nipis dengan beda potensial
sebesar 2,73 V, lampu led masih tetap tidak menyala. Maka ditambah satu buah
jeruk nipis lagi sehingga beda potensial naik menjadi 3,59 V. namun lempu led
tetap tidak bisa menyala. Maka ditambah satu buah jeruk lagi sehingga lima buah
jeruk nipis yang menghasilkan beda potensial sebesar 4,53 V, dan akhirnya lampu
led dapat menyala.
4.2.2
Pembahasan
Tabel II
Berdasarkan
tabel 4.1.2 dapat dilihat bahwa potongan pasta sari jeruk nipis menghasilkan
beda potensial sebesar 1,02 V. tetapi dengan tegangan sebasar 1,02 lampu led
belum bisa menyala. Maka ditambah dengan satu potong pasta, dengan potongan
kedua mempunyai beda potensial yang sama dengan potongan yang pertama. Itu
berarti menunjukkan bahwa volume tidak mempengaruhi besar atau kecilnya suatu
tegangan. Maka dua potongan pasta menghasilkan 2,03 V. dan lampu masih belum
bisa menyala. Potongan pasta ditambah menjadi 3 potongan dengan menghasilkan bedapotensial
sebesar 3,04 V, lampu led masih belum bisa menyala. Potongan pasta ditambah
lagi sehingga menghasilkan beda potensial 4,06 V, akhirnya lampu led dapat
menyala. Maka dicoba lagi dengan menambahkan 1 potong pasta dengan menghasilkan
beda potensial sebesar 5,06, lampu led juga tetap menyala.
4.2.3
Pembahasan
Perbandingan Antara Buah dan Pasta Jeruk Nipis
1. Tegangan
yang dihasilkan oleh lima pasta jeruk nipis lebih tinggi 0,53 V dibandingkan
dengan lima buah jeruk nipis.
2. Volume/ukuran
pasta tidak mempengaruhi beda potensial yang dihasilkannya, sehingga lebih
efesien dalam pemanfaatannya.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah
penulis lakukan bisa disimpulkan :
1. Tegangan
yang dihasilkan oleh lima pasta jeruk nipis lebih tinggi 0,53 V dibandingkan
dengan lima buah jeruk nipis.
2. Volume/ukuran
pasta tidak mempengaruhi beda potensial yang dihasilkannya, sehingga lebih
efesien dalam pemanfaatannya.
5.2 Saran
Bagipara siswa yang berminat untuk
melanjutkan karya ilmiah penulis, penulis menyarankan untuk tidak membandingkan
besarnya energy listrik yang diperoleh, tetapi juga membandingkan harga dan
cara mendapatkannya. Kemudian penulis juga menyarankan untuk membuat power bank
dari pasta sari jeruk nipis dan bisa mengaplikasikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA :
AWANDA ERNA
TTL : PINRANG,
22 NOVEMBER 1997
PENDIDIKAN FORMAL :
1. SDN 2 TARJUN
2.
SMP
INDOCEMENT TARJUN
NAMA :
JEHAN ADI SAPUTRA
TTL : TEGALREJO,
10 SEPTEMBER 1996
PENDIDIKAN FORMAL : 1.
SDN 1 TUNGKARAN PANGERAN
2.
SMPN
1 KELUMPANG HILIR
NAMA :
MITRA SUGIARTI TOTONG
TTL : MALAKE, 21
MARET 1997
PENDIDIKAN FORMAL :
1. SDN 2 TARJUN
2.
SMP
INDOCEMENT TARJUN
FOTO-FOTO PENELITIAN
A.
PEMBUATAN
PASTA SARI BUAH JERUK NIPIS
Buah jeruk nipis yang akan diambil sarinya
|
|
Buah jeruk nipis
di haluskan dengan menggunakan blender
|
|
Pemisahan ampas
dari buah jeruk nipis dengan kain tipis untuk mendapatkan sari jeruk nipis
|
|
Menghaluskan
tepung sari jeruk nipis yang sudah dicampur dan dipanaskan dengan tepung
kanji
|
|
Hasil akhir
bentuk pasta jeruk nipis yang sudah dicampur dengan tepung kanji
|
|
Uji beda
potensial yang dihasilkan pasta jeruk nipis
|
|
Uji pasta jeruk
nipis dalam penerapannya sebagai energi alternatif untuk mengisi ulang
baterai handphone
|
|
Langganan:
Postingan (Atom)